Sendok Kopi, Apa Kabarmu?
philocoffeeproject | Juli 20, 2011 pada 4:15 am | Tag: AeroPress, Casual Product, Clever Coffee Dripper Paperless, Hario, Kalita, Sendok Kopi, Smart Coffee Maker | Categories: Alat Kopi, Sendok Kopi | URL: http://wp.me/p1ov5Y-7j
Sendok kopi, meski sederhana dan nyaris tidak dibuat tulisan khusus mengenainya secara mandiri, paling tidak, sekadar curhatan akan dirinya, merupakan salah satu hal yang tidak bisa disepelekan sejak kopi adalah sesuatu yang tertakar. Secara umum, para peminat kopi menganjurkan dalam menakar biji kopi (atau bubuk kopi) dengan menggunakan timbangan digital lantaran tingkat akurasinya lebih unggul dibanding dengan alat takar lain seperti sendok kopi atau timbangan nondigital. Di dapur kami, kami selalu menggunakan timbangan digital. Tapi, sejak kami mendapatkan masukkan dari seorang teman yang juga seorang konsultan food and beverage yang bertandang ke Kopi Kelana untuk menggunakan sendok ukur yang bertakaran 10 gr (misalnya) demi kepraktisan, dan pada saat bersamaan, sama-sama memenuhi tujuan penakaran kepresisian komposisi minuman kopi terseduh, kami jadi berpikir ulang akan kebergantungan pada timbangan digital. Paling tidak, ketika sedang mendapatkan pesanan minuman kopi terseduh lebih dari 3 gelas dalam waktu sekali pemesanan. Kami menimbang bahwa dari sisi waktu, penggunaan sendok ukur bisa menghemat waktu yang dibutuhkan: waktu penunggu pelanggan menjadi lebih pendek. Selain itu, tidak terkesan ribet atau repot :-)
Betapapun, jika timbangan digital tujuannya untuk menakar, sendok kopi juga bisa seperti itu, sehingga perbedaannya memang tidak menjadi signifikan. Soal tingkat akurasi, kedua-duanya pun bisa dijagokan lantaran takaran yang digunakan oleh baik timbangan digital maupun sendok kopi tetap mengalami penyusutan jumlah. Penyusutan itu terjadi karena pada proses penggerusan kopi akan ada serpihan bubuk kopi tersisa atau melekat di burr grinder. Itu berarti, kedua-duanya menghadapi permasalahan yang sama. Dengan begitu, sendok kopi dan timbangan digital menjadi sejajar :-)
Barangkali karena faktor penyusutan tersebut para manufaktur alat kopi tetap menyisipkan bonus sendok kopi. Dan, tidak sedikit manufaktur alat kopi yang menjual sendok kopi terpisah. Sejak kami menggunakan alat kopi yang terselip bonus sendok kopi, seperti Hario, AeroPress, Smart Coffee Maker (Clever Coffee Dripper versi paperless), tanpa disadari kami mendadak mengoleksi sendok kopi :-) Terus terang, awalnya memang agak menggelikan ketika kami menggunakan sendok kopi bertakaran, tapi cuma untuk menyendok biji kopi dalam keperluan penimbangan berbasis digital. Sepintas lalu terkesan oxymoron. Dan, kami menyadari oxymoron semacam itu. Tapi, siapa peduli :-)
Beruntunglah kami bersua dengan teman kami yang sudah kami sebutkan di awal tulisan ini. Rasa khawatir kami akan ketidaktepatan komposisi bubuk kopi dalam minuman kopi terseduh menjadi pupus. Sekarang, kami sering menggunakan sendok kopi bertakaran, dan sejauh ini hasilnya kopi sama sekali tidak berbeda dengan penggunaan timbangan digital. Kadang kami tetap menggunakan timbangan digital dan tentu sekarang sendoknya menggunakan sendok nontakaran.
Jika kami pikir-pikir lagi, kenapa menggunakan sendok kopi bertakar, tidak timbangan digital, kadang itu soal malas atau tidak malas saja, atau repot atau tidak repot. Pada saat ingin cepat, ya langsung hajar sendok kopi bertakar, jika tidak terburu-buru, ya timbangan digital. Atau, kadang sedang pengin direpotkan dengan timbangan digital, ya sendok kopinya diabaikan. Nah, jika sudah begitu, pada akhirnya putusan kami untuk memilih sendok kopi atau timbangan digital menjadi mana suka atau arbitrer. Pokoke, sekarepe dewe' :-) Beruntungnya, meski sekarepe dewe', hasil kopinya tidak sekarepe dewe'. Puji Kopi.
Nah, menurut Anda, enak mana, menggunakan sendok kopi bertakar atau timbangan digital? Atau, seperti kami: sembarang saja; jika lagi pengin sendok kopi, ya pakai itu; jika sedang pengin timbangan digital, ya pakai itu =))
Sendok Kopi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar