Arabika Coffee Gayo

Arabika Coffee Gayo
Barista Gayo

Senin, 18 Juli 2011

Nilai Grinder pada Minuman Kopi, Pentingkah?

Nilai Penting Grinder dalam Kopi

philocoffeeproject | Juli 18, 2011 pada 1:49 am | Tag: coffee grinder, coffee mill, conical burr, Grinder, penggiling kopi | Categories: Alat Kopi, Grinder | URL: http://wp.me/p1ov5Y-70

Nilai penting alat giling kopi (coffee mill, coffee grinder) dalam menghasilkan kopi optimum sudah didengung-dengungkan di mana-mana. Jika kita membaca pelbagai buku mengenai proses penyeduhan kopi, foroum-forum daring (online) kopi, juga weblog, baik luar maupun lokal, seperti Cikopi, posisi penggiling kopi menjadi hal terutama. Pendek kata, beli penggiling kopi dulu, baru alat kopi.
Setiap alat seduh kopi memiliki kebergantungan tersendiri akan tingkat kasar-halus bubuk kopi. Bubuk kopi kasar akan menghasilkan karakter rasa optimum jika diseduh dengan alat yang tepat; bubuk kopi halus juga memiliki alat tersendiri agar bisa menyajikan kopi dengan karakter yang sempurna; begitu juga dengan bubuk kopi yang tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus akan memberikan kenikmatan jika kita seduh dengan alat tertentu. Nah, untuk mengatur tingkat kehalusan dan kekasaran bubuk kopi seperti yang kita inginkan hanya bisa dicapai melalui penggiling kopi atau coffee grinder. Tanpa penggiling kopi yang memadai, teknik penyeduhan atau alat kopi yang hendak kita gunakan akan menjadi sulit. Misalnya, espresso, ia merupakan teknik menyajikan kopi yang terewel di antara berbagai metode seduh. Saking rewelnya, penggiling kopinya pun khusus. Meski alat atau teknik lain tidak serewel espresso, tetap saja menuntut grinder yang bagus dan baik.
Meski penggiling kopi menempati posisi krusial, pada kenyataannya di Indonesia penggiling kopi tidak menjadi wabah sehingga dengan mudah kita temukan di dalam rumah para penikmat kopi. Itu dari kalangan rumah tangga. Bagaimana dengan kalangan komersial atau professional, seperti kedai kopi (kafe itu kedai kopi)? Pada kenyataannya juga masih sedikit yang menganggap penggiling kopi ini lebih penting dibanding dengan alat seduh kopi. Masih banyak kedai kopi yang dipusingkan dengan alat seduh kopi, tapi sedikit dari mereka yang memusingkan grinder. Banyak kafe berkenan membeli mesin espresso mahal, tapi sungkan membeli grinder mahal. Tidak sedikit kedai kopi yang menggunakan kopi yang sudah terbubukkan. Jika kita mengeluhkan rendahnya apresiasi penikmat kopi di Indonesia sehingga banyak kopi terbaik dari Indonesia yang diekspor lantaran sepi permintaan pada pasar lokal, grinder bisa menjadi pintu untuk mengajak orang mengenal kopi lebih dekat. Manusia sangat gemar dengan wewangian yang enak. Nah, ketika biji kopi segar digiling bisa dipastikan wangi semerbaknya akan menyedot perhatian seseorang.
Dari sisi roaster, dalam hal ini roaster yang menjual biji kopi di supermarket atau secara massal, di Indonesia juga banyak yang menjual kopinya dalam keadaan sudah terbubukkan. Itu menandakan bahwa konsumen kopi di Indonesia masih banyak yang belum memiliki penggiling kopi. Barangkali salah satu alasannya adalah soal harga. Namun, soal harga ini pun menjadi relatif ketika kopi spesial bisa dibilang harganya mahal jika dibandingkan dengan kopi standard yang dijual di warung-warung kecil dan swalayan. Untuk sekadar menikmati kopi tubruk, french press, dan pour over, sebenarnya penggiling kopi dengan penggerus bilah atau blade sudah cukup. Mengapa blade? Lantaran harga penggiling kopi blade lebih murah dibanding dengan conical burr baik yang elektrik maupun manual. Jika sudah bermain alat kopi yang banyak, terutama espresso, memang mau tidak mau diperlukan grinder yang tidak murah harganya. Dan harga penggiling kopi blade bahkan conical burr yang manual harganya bisa sedikit lebih rendah dari harga pasaran sekarang jika para pelaku industri kopi yang besar mau mengimpor penggiling kopi dalam jumlah besar, jika enggan memproduksi sendiri.
Padahal, dengan penggiling kopi itulah seseorang yang awalnya tidak begitu mengapresiasi kopi dengan tinggi, bisa jadi jatuh cinta dengan kopi. Ketika menggiling kopi, seseorang akan langsung berjumpa dengan wewangian kopi sehingga yang awalnya membeli kopi kemasan tanpa pernah mencium wangi kopi yang semerbak, itu bisa membuatnya berpikir kembali akan cita rasa kopi. Kami memiliki banyak teman yang tidak minum kopi. Tapi, ketika kami menggiling kopi, mereka selalu mendekat dan menghirup dalam-dalam. Para teman kami tersebut, ketika pertama kali mencium wangi kopi yang sebelumnya tidak mereka temui pada kopi kemasan yang terbubukkan, reaksi pertamanya adalah: "O, wangi kopi itu enak juga yah. Baru tahu".
Selain itu, bagi penikmat kopi, meski dia tidak memiliki alat seduh kopi, sehingga cara yang bisa dilakukan hanyalah tubruk, dengan memiliki grinder dia tetap dapat menikmati cita rasa kopi dengan baik daripada orang yang memiliki mesin espresso yang menggunakan grinder tak tepat guna. Dia bisa mencium bau tubuh sang kopi; begitu juga ketika dia menuangkan air panas ke dalam gelas yang sudah terisi bubuk kopi yang baru saja digiling, dia akan menjumpai aroma atau wewangian yang sedikit berbeda dibanding ketika belum diseduh. Hal semacam itu tentu merupakan pengalaman kopi yang sangat diharapkan bisa mendongkrak apresiasi seseorang akan kopi. Kopi tubruk akan menjadi hal yang menggetarkan dan memesonakan jika kopi yang digunakan masih dalam keadaan biji.
Penggiling kopi tidak sekadar penting dalam konteks kebergantungan tingkat halus-kasar bubuk kopi terhadap alat penyeduh yang digunakan, melainkan ia juga dapat membawa kita satu jenjang lebih tinggi ke surgawi kopi :-)
philocoffeeproject
Merayakan Khazanah Tradisi Kopi
Nilai Penting Grinder dalam Kopi
Posted on Juli 18, 2011 by philocoffeeproject

Tidak ada komentar:

Posting Komentar